ISOLASI DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID YANG BERSIFAT ANTIBAKTERI DARI AKWAY
(Drimys becariana.Gibbs)
(Drimys becariana.Gibbs)
Daun
Akway (Drimys beccariana.Gibbs) merupakan tanaman khas yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Hal ini disebabkan
karena komponen kimia yang terkandung dalam daun Akway sangat kuat
antara lain alkaloid, flavonoid, steroid, tannin, saponin dan fenolik
menunjukkan positif lemah Hasil yang diperoleh dari penentuan kadar
senyawa aktif flavonoid 0,3680%. Hasil fraksinasi dari ekstrak etil
asetat diperoleh 4 fraksi, fraksi 1 dan 2 positif mengandung flavonoid.
Berdasarkan hasil UV-Vis maka dapat disimpulkan bahwa daun Akway
mengandung senyawa flavonoid golongan flavonon yang mempunyai gugus
fungsi OH terikat, CH alifatik, C=O, C=C Aromatik, C-O dan C- H
aromatik.Pengujian dari ekstrak etil asetat pada fraksi 1 dan 2
menunjukkan bahwa mempunyai potensi sebagai senyawa antibakteri. Dari
uji aktivitas antibakteri mempunyai daya hambat sedang sampai kuat
terhadap Escherecia Coli (bakteri gram negatif) dan Bacillus subtilis
(bakteri gram positif). Daun Akway mempunyai senyawa yang bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri).
Uji Aktivitas Antibakteri
Pengujian anti bakteri dilakukan dengan cara ekstrak kasar senyawa flavonoid yang diperoleh dilakukan terhadap bakteri Eschericia colli (gram negatif) Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis (gram positif) Satu Ose biakan dari Nutrien Agar (NA) disuspensi ke dalam medium Nutrient Broth (NB), kemudian diinkubasi selama 24 jam, selanjutnya 1 mL biakan NB dimasukkan dalam cawan petri lalu ditambahkan 9 mL Mueller Hinton (MH). Cawan digojog dan dibiarkan beberapa saat hingga agar memadat. Cakram kertas yang telah ditetesi ekstrak kloroform dengan dosis 1000 ug dimasukkan ke dalam medium agar yang sudah memadat dengan jarak yang relatif sama. Cawan kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam. Sebagai kontrol antibiotik digunakan tetrasiklin, pengukuran dilakukan dengan melihat Diameter Daya Hambatan (DDH) dan zona terang yang dihasilkan.
Pengujian anti bakteri dilakukan dengan cara ekstrak kasar senyawa flavonoid yang diperoleh dilakukan terhadap bakteri Eschericia colli (gram negatif) Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis (gram positif) Satu Ose biakan dari Nutrien Agar (NA) disuspensi ke dalam medium Nutrient Broth (NB), kemudian diinkubasi selama 24 jam, selanjutnya 1 mL biakan NB dimasukkan dalam cawan petri lalu ditambahkan 9 mL Mueller Hinton (MH). Cawan digojog dan dibiarkan beberapa saat hingga agar memadat. Cakram kertas yang telah ditetesi ekstrak kloroform dengan dosis 1000 ug dimasukkan ke dalam medium agar yang sudah memadat dengan jarak yang relatif sama. Cawan kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam. Sebagai kontrol antibiotik digunakan tetrasiklin, pengukuran dilakukan dengan melihat Diameter Daya Hambatan (DDH) dan zona terang yang dihasilkan.
Sampel daun yang diperoleh dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Skrining fitokimia dari daun akway Hasil skrining pada tabel 1, menunjukkan bahwa
daun akway mengandung senyawa kimia aktif antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin, yang sangat positif kuat, sedangkan senyawa fenolik yang positif artinya berpotensi sebagai bahan dasar obatobatan.
Penentuan Kadar Flavonoid
Hasil yang diperoleh dari penentuan kadar flavonoid adalah sebanyak 0,368 % menunjukkan berpotensi sebagai senyawa antibiotik, antibakteri, anti kanker, dan antibiotik. Senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan dalam responsnya terhadap infeksi oleh mikroorganisme, sehingga tidak mengherankan apabila senyawa ini efektif sebagai senyawa antimikroba terhadap sejumlah mikroorganisma. Flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksidan, anti bakteri dan antivirus .
daun akway mengandung senyawa kimia aktif antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin, yang sangat positif kuat, sedangkan senyawa fenolik yang positif artinya berpotensi sebagai bahan dasar obatobatan.
Penentuan Kadar Flavonoid
Hasil yang diperoleh dari penentuan kadar flavonoid adalah sebanyak 0,368 % menunjukkan berpotensi sebagai senyawa antibiotik, antibakteri, anti kanker, dan antibiotik. Senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan dalam responsnya terhadap infeksi oleh mikroorganisme, sehingga tidak mengherankan apabila senyawa ini efektif sebagai senyawa antimikroba terhadap sejumlah mikroorganisma. Flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksidan, anti bakteri dan antivirus .
Suatu
senyawa flavonoid yang telah diisolasi dari fraksi etil asetat
diperoleh 4 fraksi. Dan fraksi 1 dan fraksi 2 pada uji fitokimia positif
mengandung flavonoid. Dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai
berikut:
berikut:
(a) ekstrak etil asetat (b) Fraksi dari etil asetat
Gambar 3. Fraksi dari ekstrak etil asetat
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
Hasil Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menunjukkan bahwa ekstrak kasar daun akway menunjukkan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Escherecia Coli untuk gram negatif dan Bacillus cereus untuk gram positif.
(a) Bakteri Escherecia Colli (b) Basilus subtilis
Aktivitas antibakteri masing – masing golongan senyawa tersebut berbeda – beda. Turunan senyawa fenol dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah, terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis, mengubah permeabilitas membran bakteri (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Gambar 4. Foto uji anti bakteri fraksi 1 dan 2 dari ekstrak etil asetat
bahwa aktivitas ekstrak kasar daun akway menggunakan pelarut metanol terjadi penghambatan pertumbuhan sel bakteri baik Escherecia Coli (gram negatif) dan Bacillus cereus (gram positif). Bila dilihat dariukuran Diameter Dayay Hambat (DDH) yang muncul tampaknya aktivitas anti bakteri dari daun Akway berkekuatan sedang sampai kuat. Menurut Elgayyar (2001), menyatakan bahwa aktivitas antibakteri dikatakan kuat jika DDH yang muncul disekitar cakram berukuran lebih dari 8 mm,
sedang bila DDH 7-8 mm dan bila daerah hambatan kurang dari 7 mm dianggap lemah. Penghambatan pertumbuhan Escherecia Coli (gram negatif) dan Bacillus cereus (gram positif) sangat terpengaruh oleh konsentarasi zat aktif yang terlarut dalam ekstrak daun Akway. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa daun Akway mempunyai daya hambat terhadap bakteri Escherecia Coli (gram negatif) dan Bacillus cereus (gram positif), sehingga dapat dikembangkan untuk fungsi bioaktivitas yang lainnya.
Daun Akway (Drimys beccariana Gibbs) mengandung senyawa kimia aktif antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, yang sangat positif kuat, sedangkan senyawa fenolik yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daun akway berpotensi sebagai bahan dasar obat-obatan. Penentuan kadar flavonoid diperoleh 0,3680% sehingga dapat berpotensi sebagai bahan dasar dalam dunia obat-obatan. Berdasarkan hasil UV-Vis maka dapat disimpulkan bahwa daun Akway mengandung senyawa flavonoid golongan flavonon yang mempunyai gugus fungsi OH terikat, CH alifatik,C=O, C=C Aromatik, C-O dan C- H aromatik.Uji
aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etil asetat daun Akway, pada fraksi 1 dan fraksi 2 diperoleh bahwa
aktivitas antibakteri adalah sedang (6,9 mm) sampai kuat (7,3 mm). Sehingga dapat dikembangkan sebagai
bahan yang berfungsi bioaktivitas, misalnya sebagai antiseptik, antifungi, antipiretik dan sebagainya.
Karena mempunyai daya hambatan terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.
PERTANYAAN :
1. Suatu senyawa flavonoid yang telah diisolasi dari fraksi etil asetat diperoleh 4 fraksi. Dan fraksi 1 dan fraksi 2 pada uji fitokimia positif mengandung flavonoid. Tetapi yang digunakan untuk pengujian natibakeri adalah fraksi 1 dan 2 , bagaimana dengan fraksi 3 dan 4 , apakah fraksi 3 dan 4 tidak mengandung senyawa flavonoid yang bisa digunakan untuk antibakteri ???
2. Berdasarkan hasil UV-Vis maka dapat disimpulkan bahwa daun Akway mengandung senyawa flavonoid golongan flavonon yang mempunyai gugus fungsi OH terikat, CH alifatik,C=O, C=C Aromatik, C-O dan C- H aromatik sehinggga dapat digunakan sebagai antibakteri/antivirus .Apakah hanya golongan flavonon yang dengan gugus fungsi diatas yang bisa merusak dingding sel bakteri sehingga dikatakan antibakteri atau semua jenis flavonoid bisa digunakan sebagai antibakteri ???Jelaskan
Menurut literatur yang saya baca .fraksi 3 dan 4 tidak mengandung flavonoid, sedangkan fraksi 1 dan
BalasHapusfraksi 2 pada uji fitokimia positif mengandung
flavonoid.dimana Uji
aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etil asetat daun
Akway, pada fraksi 1 dan fraksi 2 diperoleh bahwa
aktivitas antibakteri adalah sedang (6,9 mm) sampai
kuat (7,3 mm). Sehingga dapat dikembangkan sebagai
bahan yang berfungsi bioaktivitas, misalnya sebagai
antiseptik, antifungi, antipiretik dan sebagainya.
menurut litertur yg saya baca, hanya golongan flavonon yang dengan gugus fungsi diatas yang bisa merusak dingding sel bakteri, namun bila pada ekstrak kental
Hapusair buah belimbing,, Identifikasi dengan spektrofotometer
inframerah diduga bahwa isolat flavonoid
mengandung gugus OH, C-H aromatik, C-H
alifatik, C=C aromatik, C-O alkohol, dan
tidak adanya gugus C=O.. juga dapat diduga, dapat
menghambat bakteri gram positif dan gram
negatif, masing-masing mulai dari
konsentrasi 500 ppm dan 100 ppm. demikian
1.fraksi 1 dan 2 merupakan berdasarkan hasil uji fitokimia positif mengandung flavonoid yang digunakan sebagai anti bakteri sedangkan untuk fraksi 3 dan 4 mungkin mengandung senyawa lain seperti saponin,tanin dan senyawa lainnya
BalasHapus2.menurut literatur yang saya baca tidak hanya senyawa flavonoid yaitu flavonon yang bisa sebagai anti bakteri tetapi ada juga pada senyawa flavonoid yang lain seperti kalkhon yang menghambat pertumbuhan sel kanker