SENYAWA ALKALOID
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik alam yang
strukturnya banyak terkandung atom nitrgen yang bersifat basa. Senyawa jenis
ini banyal diekstrasi dari tumbuhan dan digunakan secara umum di masyarakat.
Pada zaman dahulu, senyawa ini banyak digunakan sebagai obat alami yang berasal
dari ala
Kandungan senyawa organik alam inilah yang membuatnya
memiliki manfaat sebagai obat. Biasanya senyawa bersifat obat ini dapat
diperoleh dari ekstrak akar, kulit batang, daun, bunga, buah, atau bijinya.
Sifat-sifat Senyawa Alkaloid
Senyawa alkaloid merupakan suatu metabolit sekunder yaitu
senyawa yang yang diperoleh dari hasil metabolisme tumbuhan dan biasanya
dimanfaatkan sebagai pertahanan diri tumbuhan terhadap serangan musuh
.
Senyawa metabolit sekunder akan memiliki sifat yang khas
untuk beberapa tumbuhan yang berbeda. Pada umumnya alkaloid dicirikan dengan
kerangka dasarnya yang mengandung atom nitrogen dan bersifat basa karena adanya
pasangan elektron bebas pada gugus nitrogennya. Senyawa ini dikenal memiliki
efek farmakologi baik itu bagi manusia maupun hewan.
Sifat fisika yang dimiliki alkaloid adalah kepemilikan satu
atom nitrogen dalam struktur molekulnya. Pada umumnya, alkaloid hanya memiliki
satu atom nitrogen walaupun terdapat beberapa senyawa yang memiliki lebih dari
satu atom nitrogen. Atom nitrogen yang dikandungnya biasanya merupakan gugus
amina yang bersifat basa.
Selain itu alkaloid biasnya selalu berwujud kristal yang
tidak dapat larut dengan baik di dalam air. Beberapa alkaloid juga dapat berbentuk
amorf (nikotin) atau cairan (koniin). Beberapa jenis alkaloid tidak berwarna
kecuali alkaloid yang berupa senyawa kompleks.
Sedangkan sifat kimia yang dimiliki alkaloid adalah sifat
kebasaannya yang muncul karena adanya atom nitrogen. Sifat basa ini terjadi
jika gugus fungsional yang posisinya berdekatan dengan atom nitrogen bersifat
melepaskan elektron.
Elektron yang dilepaskan ini akan meningkatkan pasokan
elektron yang terdapat dalam atom nitrogen sehingga senyawanya menjadi lebih
bersifat basa. Akan tetapi, jika gugs fungsional yang berada dekat dengan
nitrogen bersifat sebagai penarik elektron, maka tingkat kebasaannya akan
menurun karena berkurangnya pasokan elektron.
Sifat kebasaan alkaloid ini akan menyebabkan senyawa ini
mudah terdekomposisi di udara terutama sekali dalam keadaan panas. Keberadaan
sinar yang disertai dengan kandungan oksigen yang cukup juga akan mampu membuat
senyawa ini terdekomposisi.
Produk hasil reaksi dekomposisi ini biasanya berupa N-oksida
yang dapat menimbulkan berbagai masalah jika dibiarkan dalam waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu, untuk mencegah reaksi dekomposisi suatu alkaloid harus
diubah ke dalam bentuk garamnya dengan menambahkan senyawa organik maupun
senyawa anorganik.
Metode Isolasi Senyawa Alkaloid
Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan
menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi
campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu
melarutkan alkaloid sebagai garamnya.
Selain itu dapat juga membasakan bahan tumbuhan yang
mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk
kemudian dapat diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform atau eter.
Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas, isolasi dapat
dilakukan menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih
dahulu. Dengan menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan
selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode penyulingan uap.
Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian senyawa
nikotina. Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam, maka
larutannya harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat
diekstraksi dengan menggunakan pelarut organik.
Cara lain untuk mendapatkan alkaloid dari larutan yang
bersifat asam adalah dengan metode penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd.
Alkaloid yang diperoleh kemudian dielusi dan diendapkan menggunakan pereaksi
Mayer. Setelah itu, endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan metode
kromatografi pertukaran ion.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika mengisolasi
alkaloid. Salah satunya adalah alkaloid yang berada dalam bentuk terikat tidak
akan mudah dilepaskan hanya dengan metode ekstraksi biasa sehingga harus
mengasamkan senyawa yang mengikatnya terlebih dulu.
Sintesis Senyawa Alkaloid
Penemuan senyawa alkaloid di alam merupakan tentangan bagi
para peneliti kimia organik untuk melakukan sintesis senyawa ini di
laboratorium. Kegiatan ini disebut menaantang karena sintesis yang dilakukan
tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan alkaloid saja.
Akan tetapi, sintesis ini juga harus memikirkan bagaimana
cara yang harus ditempuh agar dapat membuat suatu senyawa dari molekul yang
cukup sederhana. Sintesis senyawa ini memang sangat diperlukan melihat
banyaknya manfaat alkaloid bagi pengobatan sedangkan perolehannya di alam
sangat sedikit sekali.
Alkaloid yang cukup menarik untuk disintesis di laboratorium
adalah jenis pirolizidina yang strukturnya berupa sistem cincin pirolizidina.
Alkaloid ini sebenarnya banyak ditemukan di alam dan di beberapa jenis tumbuhan
seperti famili aster-asteran. Senyawa ini menarik perhatian karena diketahui
merupakan senyawa beracun bagi hewan-hewan yang gemar merumput.
Efek yang ditimbulkannya yaitu dapat menyebabkan sirosis
hati, tumor hati, bahkan kematian. Sampai saat ini peneliti organik telah
berhasil mengidentifikasi sekitar lebih dari 100 senyawa jenis pirolizidina.
Salah satu alkaloid dengan cincin pirolizidina yang banyak
disintesis adalakh alkaloid nesina. Senyawa ini pertama kali diisolasi pada
tahun 1909, sedangkan proses sintesis senyawa ini dimulai pada tahun 1962.
Sintesis senyawa nesina ini menggunakan bahan dasar asam
monokrotalat yang merupakan suatu asam nesat yang khas. Senyawa nesina yang
paling umum ditemukan di alam dan disintesis di laboratorium adalah senyawa
retronesina.
Sintesis senyawa retronesina dari asam monokrotalat ini
berlangsung melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu melalui reaksi
adisi Michael untuk menambahkan gugus tertentu. Setelah itu, terjadi penutupan
cincin Dieckmann dengan membentuk senyawa keto-ester yang kemudian akan
dihidrolisis dan menghasilkan senyawa asam keto yang selanjutnya akan mengalami
dekarboksilasi.
Produk hasil dekarboksilasi ini akan diesterifikasi ulang
dan selanjutnya akan mengalami beberapa perlakuan kimia lagi sampai membentuk
senyawa nesina yang diinginkan.
Macam-macam Senyawa Alkaloid
Alkaloid banyak sekali ditemukan di alam dengan jenis dan
struktur yang berbeda-beda mulai dari molekul yang paling sederhana sampai
dengan molekul yang sangat rumit. Salah satu jenis alkaloid yang paling banyak
diketahui adalah nikotina. Senyawa ini merupakan senyawa alkaloid dengan bentuk
struktur yang paling sederhana.
Akan tetapi efek penggunaannya tidak sesederhana bentuk
strukturnya. Seperti yang telah diketahui bahwa nikotina merupakan zat aktif
yang terkandung di dalam rokok dan mempunyai sifat yang cukup berbahaya.
Nikotina akan memiliki sifat toksik (racun) yang sangat
berbahaya jika digunakan dalam dosis yang cukup tinggi. Apalagi jika digunakan
terus menerus, bahkan setiap hari oleh orang-orang yang kecanduan rokok.
Sebelumnya juga, senyawa ini pernah digunakan sebagai bahan
baku pembuatan racun serangga (insektisida). Dengan kata lain, sekarang ini
banyak manusia yang sengaja atau tidak sengaja menghirup gas yang bersifat
racun yang berasal dari asap rokok yang mengandung nikotina. Akibat penggunaan
nikotina dalam dosis yang cukup tinggi dapat menekan kerja sistem syaraf.
Jenis alkaloid pertama yang berhasil diisolasi dan
dimurnikan dari alam adalah senyawa morfina. Senyawa ini pertama kali ditemukan
pada tahun 1805 dan penamaan morfin berasal dari kata Yunani yang artinga dewa
impian. Morfin merupakan salah satu jenis alkaloid yang termasuk ke dalam
golongan obat-obatan terlarang. Senyawa ini berhasil diisolasi dari getah dan
biji candu (Papaver somniferum), sehingga ketergantungan terhadap morfin sering
disebut dengan istilah kecanduan.
Jenis alkaloid lainnya yaitu kodeina yang merupakan turunan
metoksi dari senyawa morfina. Seperti halnya morfina, kodeina sering
dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa nyeri (analgesik) yang paling ampuh.
Karena keefektifannya tersebut, kodeina banyak ditambahkan ke dalam obat pereda
batuk.
Penggunaannya kemudian digantikan oleh senyawa
dekstrometorfan yang strukturnya mirip kodeina tetapi tidak membuat ketagihan.
Dari contoh senyawa alkaloid ini diketahui bahwa beberapa senyawa sifatnya
berbahaya, tetapi dengan modifikasi strukturnya maka sifat berbahayanya akan
berkurang.
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik alam yang
strukturnya banyak terkandung atom nitrgen yang bersifat basa. Senyawa jenis
ini banyal diekstrasi dari tumbuhan dan digunakan secara umum di masyarakat.
Pada zaman dahulu, senyawa ini banyak digunakan sebagai obat alami yang berasal
dari alam.
Kandungan senyawa organik alam inilah yang membuatnya
memiliki manfaat sebagai obat. Biasanya senyawa bersifat obat ini dapat
diperoleh dari ekstrak akar, kulit batang, daun, bunga, buah, atau bijinya.
Sifat-sifat Senyawa Alkaloid
Senyawa alkaloid merupakan suatu metabolit sekunder yaitu
senyawa yang yang diperoleh dari hasil metabolisme tumbuhan dan biasanya
dimanfaatkan sebagai pertahanan diri tumbuhan terhadap serangan musuh.
Senyawa metabolit sekunder akan memiliki sifat yang khas
untuk beberapa tumbuhan yang berbeda. Pada umumnya alkaloid dicirikan dengan
kerangka dasarnya yang mengandung atom nitrogen dan bersifat basa karena adanya
pasangan elektron bebas pada gugus nitrogennya. Senyawa ini dikenal memiliki
efek farmakologi baik itu bagi manusia maupun hewan.
Sifat fisika yang dimiliki alkaloid adalah kepemilikan satu
atom nitrogen dalam struktur molekulnya. Pada umumnya, alkaloid hanya memiliki
satu atom nitrogen walaupun terdapat beberapa senyawa yang memiliki lebih dari
satu atom nitrogen. Atom nitrogen yang dikandungnya biasanya merupakan gugus
amina yang bersifat basa.
Selain itu alkaloid biasnya selalu berwujud kristal yang
tidak dapat larut dengan baik di dalam air. Beberapa alkaloid juga dapat berbentuk
amorf (nikotin) atau cairan (koniin). Beberapa jenis alkaloid tidak berwarna
kecuali alkaloid yang berupa senyawa kompleks.
Sedangkan sifat kimia yang dimiliki alkaloid adalah sifat
kebasaannya yang muncul karena adanya atom nitrogen. Sifat basa ini terjadi
jika gugus fungsional yang posisinya berdekatan dengan atom nitrogen bersifat
melepaskan elektron.
Elektron yang dilepaskan ini akan meningkatkan pasokan
elektron yang terdapat dalam atom nitrogen sehingga senyawanya menjadi lebih
bersifat basa. Akan tetapi, jika gugs fungsional yang berada dekat dengan
nitrogen bersifat sebagai penarik elektron, maka tingkat kebasaannya akan
menurun karena berkurangnya pasokan elektron.
Sifat kebasaan alkaloid ini akan menyebabkan senyawa ini
mudah terdekomposisi di udara terutama sekali dalam keadaan panas. Keberadaan
sinar yang disertai dengan kandungan oksigen yang cukup juga akan mampu membuat
senyawa ini terdekomposisi.
Produk hasil reaksi dekomposisi ini biasanya berupa N-oksida
yang dapat menimbulkan berbagai masalah jika dibiarkan dalam waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu, untuk mencegah reaksi dekomposisi suatu alkaloid harus
diubah ke dalam bentuk garamnya dengan menambahkan senyawa organik maupun
senyawa anorganik.
Metode Isolasi Senyawa Alkaloid
Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan
menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi
campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu
melarutkan alkaloid sebagai garamnya.
Selain itu dapat juga membasakan bahan tumbuhan yang
mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk
kemudian dapat diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform atau eter.
Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas, isolasi dapat
dilakukan menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih
dahulu. Dengan menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan
selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode penyulingan uap.
Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian senyawa
nikotina. Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam, maka
larutannya harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat
diekstraksi dengan menggunakan pelarut organik.
Cara lain untuk mendapatkan alkaloid dari larutan yang
bersifat asam adalah dengan metode penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd.
Alkaloid yang diperoleh kemudian dielusi dan diendapkan menggunakan pereaksi
Mayer. Setelah itu, endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan metode
kromatografi pertukaran ion.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika mengisolasi
alkaloid. Salah satunya adalah alkaloid yang berada dalam bentuk terikat tidak
akan mudah dilepaskan hanya dengan metode ekstraksi biasa sehingga harus
mengasamkan senyawa yang mengikatnya terlebih dulu.
Sintesis Senyawa Alkaloid
Penemuan senyawa alkaloid di alam merupakan tentangan bagi
para peneliti kimia organik untuk melakukan sintesis senyawa ini di
laboratorium. Kegiatan ini disebut menaantang karena sintesis yang dilakukan
tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan alkaloid saja.
Akan tetapi, sintesis ini juga harus memikirkan bagaimana
cara yang harus ditempuh agar dapat membuat suatu senyawa dari molekul yang
cukup sederhana. Sintesis senyawa ini memang sangat diperlukan melihat
banyaknya manfaat alkaloid bagi pengobatan sedangkan perolehannya di alam
sangat sedikit sekali.
Alkaloid yang cukup menarik untuk disintesis di laboratorium
adalah jenis pirolizidina yang strukturnya berupa sistem cincin pirolizidina.
Alkaloid ini sebenarnya banyak ditemukan di alam dan di beberapa jenis tumbuhan
seperti famili aster-asteran. Senyawa ini menarik perhatian karena diketahui
merupakan senyawa beracun bagi hewan-hewan yang gemar merumput.
Efek yang ditimbulkannya yaitu dapat menyebabkan sirosis
hati, tumor hati, bahkan kematian. Sampai saat ini peneliti organik telah
berhasil mengidentifikasi sekitar lebih dari 100 senyawa jenis pirolizidina.
Salah satu alkaloid dengan cincin pirolizidina yang banyak
disintesis adalakh alkaloid nesina. Senyawa ini pertama kali diisolasi pada
tahun 1909, sedangkan proses sintesis senyawa ini dimulai pada tahun 1962.
Sintesis senyawa nesina ini menggunakan bahan dasar asam
monokrotalat yang merupakan suatu asam nesat yang khas. Senyawa nesina yang
paling umum ditemukan di alam dan disintesis di laboratorium adalah senyawa
retronesina.
Sintesis senyawa retronesina dari asam monokrotalat ini
berlangsung melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu melalui reaksi
adisi Michael untuk menambahkan gugus tertentu. Setelah itu, terjadi penutupan
cincin Dieckmann dengan membentuk senyawa keto-ester yang kemudian akan
dihidrolisis dan menghasilkan senyawa asam keto yang selanjutnya akan mengalami
dekarboksilasi.
Produk hasil dekarboksilasi ini akan diesterifikasi ulang
dan selanjutnya akan mengalami beberapa perlakuan kimia lagi sampai membentuk
senyawa nesina yang diinginkan.
Macam-macam Senyawa Alkaloid
Alkaloid banyak sekali ditemukan di alam dengan jenis dan
struktur yang berbeda-beda mulai dari molekul yang paling sederhana sampai
dengan molekul yang sangat rumit. Salah satu jenis alkaloid yang paling banyak
diketahui adalah nikotina. Senyawa ini merupakan senyawa alkaloid dengan bentuk
struktur yang paling sederhana.
Akan tetapi efek penggunaannya tidak sesederhana bentuk
strukturnya. Seperti yang telah diketahui bahwa nikotina merupakan zat aktif
yang terkandung di dalam rokok dan mempunyai sifat yang cukup berbahaya.
Nikotina akan memiliki sifat toksik (racun) yang sangat
berbahaya jika digunakan dalam dosis yang cukup tinggi. Apalagi jika digunakan
terus menerus, bahkan setiap hari oleh orang-orang yang kecanduan rokok.
Sebelumnya juga, senyawa ini pernah digunakan sebagai bahan
baku pembuatan racun serangga (insektisida). Dengan kata lain, sekarang ini
banyak manusia yang sengaja atau tidak sengaja menghirup gas yang bersifat
racun yang berasal dari asap rokok yang mengandung nikotina. Akibat penggunaan
nikotina dalam dosis yang cukup tinggi dapat menekan kerja sistem syaraf.
Jenis alkaloid pertama yang berhasil diisolasi dan
dimurnikan dari alam adalah senyawa morfina. Senyawa ini pertama kali ditemukan
pada tahun 1805 dan penamaan morfin berasal dari kata Yunani yang artinga dewa
impian. Morfin merupakan salah satu jenis alkaloid yang termasuk ke dalam
golongan obat-obatan terlarang. Senyawa ini berhasil diisolasi dari getah dan
biji candu (Papaver somniferum), sehingga ketergantungan terhadap morfin sering
disebut dengan istilah kecanduan.
Jenis alkaloid lainnya yaitu kodeina yang merupakan turunan
metoksi dari senyawa morfina. Seperti halnya morfina, kodeina sering
dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa nyeri (analgesik) yang paling ampuh.
Karena keefektifannya tersebut, kodeina banyak ditambahkan ke dalam obat pereda
batuk.
Penggunaannya kemudian digantikan oleh senyawa
dekstrometorfan yang strukturnya mirip kodeina tetapi tidak membuat ketagihan.
Dari contoh senyawa alkaloid ini diketahui bahwa beberapa senyawa sifatnya
berbahaya, tetapi dengan modifikasi strukturnya maka sifat berbahayanya akan
berkurang.
Metode Isolasi Senyawa Alkaloid ( Nikotin )
Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai garamnya.
Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk kemudian dapat diekstraksidengan pelarut organic seperti seperti kloroform atau eter
Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas, isolasi dapat dilakukan menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih dahulu. Dengan menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode penyulingan uap.
Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian senyawa nikotin. Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam maka larutannya harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut organic.
Cara lain untuk mendapatkan alkaloid dari larutan yang bersifat basa adalah dengan metode penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Alkaloid yang diperoleh kemudian dielusi dan diendapkan menggunakan Pereaksi Meyer. Setelah itu , endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan metode kromatografi pertukaran ion.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika mengisolasi alkaloid. Salah satunya adalah alkaloid yang berada dalam bentuk terikat tidak mudah dilepaskan dengan metode hanya ekstraksi biasa sehingga harus mengasamkan senyawa yang mengikatnya terlebih dahulu.
Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan
Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceaeseperti tomat, kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farma kologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan tekanan darahdan detak jantung..Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya.
Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai garamnya.
Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk kemudian dapat diekstraksidengan pelarut organic seperti seperti kloroform atau eter
Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas, isolasi dapat dilakukan menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih dahulu. Dengan menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode penyulingan uap.
Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian senyawa nikotin. Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam maka larutannya harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut organic.
Cara lain untuk mendapatkan alkaloid dari larutan yang bersifat basa adalah dengan metode penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Alkaloid yang diperoleh kemudian dielusi dan diendapkan menggunakan Pereaksi Meyer. Setelah itu , endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan metode kromatografi pertukaran ion.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika mengisolasi alkaloid. Salah satunya adalah alkaloid yang berada dalam bentuk terikat tidak mudah dilepaskan dengan metode hanya ekstraksi biasa sehingga harus mengasamkan senyawa yang mengikatnya terlebih dahulu.
Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin
Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan
Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceaeseperti tomat, kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farma kologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan tekanan darahdan detak jantung..Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya.
PERMASALAHAN :
dari artikel di atas di jelaskan bahwa Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara.nikotin dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. yang ingin saya tanyakan mengapa untuk memurnikan senyawa nikotin memerlukan penyulingan uap dan larutan yang di gunakan di basa kan terlebih dahulu? dan bagaimana jika larutan yang digunakan bersifat asam , apakah akan tetap didapatkan senyawa nikotin tersebut ?
menurut saya karena nikotin yang bersifat basa maka larutan air harus dibasakan agar mudah untuk diambil senyawanya yang ada pada ekstraknya dan mudah untuk diidentifikasi. jika bersifat asam kemungkinan untuk terambilnya senyawa yang diinginkan hanya sedikit.
BalasHapussemoga dapat membantu
saya akan mencoba menjawab permasalahan anda, kenapa untuk memurnikan senyawa nikotin memerlukan penyulingan uap dan larutan yang di gunakan di basa kan terlebih dahulu menurut sy dalam memurnikan senyawa nikotin memerlukan penyulingan uap karenakan agar pada saat memurnikan nikotin bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan yang terdapat diatas air. larutan yang di gunakan dibasakan terlebih dahulu agar senyawa nikotin ini akan lebih mudah terdekomposisi di udara terutama dalam keadaan panas. krn spt yang kita ketahui juga senyawa nikotin bersifat amorf bahan baku nikotin dan air tidak bersinggungan. dan bagaimana jika larutan yang digunakan bersifat asam , apakah akan tetap didapatkan senyawa nikotin tersebut menurut saya karena nikotin yang bersifat basa maka larutan air harus dibasakan agar mudah untuk diambil senyawanya yang ada pada ekstraknya dan mudah untuk diidentifikasi. jika bersifat asam kemungkinan untuk terambilnya senyawa yang diinginkan hanya sedikit spt yg di jelaskan sdri. yetti diatas. trims.
BalasHapus